Baik, santun, sopan,
ramah tamah, sering membantu dan menganggap orang sekitarnya adalah
keluarga. Baik sekali perilakunya bukan? Foto mereka di pampang dengan ukuran
mulai dari yang kecil, sedang dan bahkan besar yang di tata rapi dimana-mana,
di pinggir jalanan umum biasanya. Sungguh besar dan terkenal namanya. Tak hanya
itu, mereka membuat janji yang indah yang bisa membuat kita sebagai pembaca
merasa membawa impian negara akan terwujudkan. Setujukah dengan apa yang saya
paparkan tadi? Saya yakin tak banyak dan tak sedikit pula yang sependapat saya
ini.
Kenyataannya, kita tau sendiri, mendengar berita dengan
telinga kita sendiri, terlihat di media-media dan bahkan lagsung dengan mata
kita sendiri. Seakan kita terbangun dari tidur dengan mimpi, seakan kita
menunggu proses, agar mimpi bisa menjadi nyata. Dengan sadar lama-kelamaan hal
itu berubah 180O dengan kasar hal tersebut menjadi MUSTAHIL
Hal itu lah yang banyak dilakukan oleh para calon yang
mengajukan diri dipemerintahan. Seakan kita terhipnotis dengan cara mereka yang
bersifat baik layaknya sahabat dengan kita. Dengan satu alasan yang ingin
mereka capai, ketika mereka berhasil yang dalam artian mereka sudah mencapai
satu alasan tersebut, sifatnya berubah dratis. Masa lalunya kemana? Apakah
rakyat yang mereka anggap layaknya sahabat tadi hanya diperlakukan hanya ada
butuhnya saja? Ah konyol.
Padahal dengan sadar atau mungkin tidak sadar entahlah, mereka(calon) mengerti dan
lebih mengerti bahwa semua orang tahu tanggung jawab para calon yang berhasil
tersebut, tidak hanya sampai di awal saja melainkan sampai mereka menduduki
singgasana pemerintahan, tanggung jawab terhadap rakyat yaitu besar dan bahkan
menjadi lebih besar.
Tapi mengapa masih banyak dan tidak sedikit para calon yang
terpilih masih memikirkan masalah pribadinya sendiri? Apakah gaji puluhan juta
tersebut belum bisa menutupi masalah pribadi? Dibandingan dengan masalah hidup
rakyat(yang mereka anggap layaknya sahabat) yang ekonomisnya hanya sepuluh ribu
dari menggayuh becak kesana kesini. Setega itu kah yang mereka lakukan
terhadapat rakyatnya? Ah prihatin banget.
Lebih lucunya lagi,
mereka menerbitkan argumen yang isinya menyalahkan rakyat, yang menyebabkan
keburukan ini. Oke ini kesalahan rakyat, tapi rakyat kan banyak, rakyat kan
berbeda-beda? Bukankah calon terpilih yang sudah duduk di kursi tinggi
dibandingkan rakyat bisa memberikan solusi untuk kesejahteraan rakyat? Bukankah
itu akan lebih baik? Tidak perlu menyalahkan rakyat lagi. Bukankah mereka
sebelum terpilih meletakkan harga dirinya di
kaki rakyat. Tetapi setelah mereka dipilih oleh rakyat, seperti mereka
yang meletakkan harga diri rakyat di bawah kaki mereka. Ayok tegaskan kembali
pemerintahan di negeri kita ini.
0 komentar:
Posting Komentar
Kritik dan Saran Saya Tunggu